Saat ini Zaman sudah memasuki Era Teknologi Informasi dimana pelaksanaan Ujian yang semulanya manual dan tradisional menggunakan Kertas, Saat ini mulai diadakan Sistem Komputerisasi atau kita sebut dengan istilahnya Computer Based Test (CBT).
Kecanggihan teknologi di semua bidang tidak bisa dihindari termasuk dalam hal tes Penerimaan Peserta Didik Baru. Menanggapi serta mengikuti kemajuan dan perkembangan teknologi sudah seharusnya sistem ujian yang konvensional beralih ke sistem yang terkomputerisasi.
Computer Based Test atau Tes Berbasis Komputer adalah tes dengan sistem pelaksanaan menggunakan komputer sebagai media untuk melakukan tes. Penyajian dan pemilihan soal CBT dilakukan secara terkomputerisasi sehingga setiap peserta yang mengerjakan tes mendapatkan paket soal yang berbeda-beda.
Pelaksanaan ujian dengan sistem CBT atau Computer Based Test tentu memiliki perbedaan dengan sistem PBT atau Paper Based Test dalam hal media pengerjaan. Peserta ujian menggunakan sistem CBT langgung dapat memilih jawaban yang benar pada layar komputer namun menggunakan sistem PBT peserta diwajibkan menghitamkan bulatan di kertas lembar jawaban.
Pada sistem CBT peserta ujian hanya perlu menggeser dan klik kursor pada jawaban yang dianggap benar. Namun dengan sistem PBT, peserta ujian juga dituntut untuk teliti supaya jawaban bisa terbaca saat dikoreksi dengan mesin pemindai. Kertas juga rentan berlubang jika menggunaakan perhapus yang kasar.
Konsep Computer Based Test (CBT) merupakan suatu konsep komputerisasi yang dilaksanakan menggunakan perangkat teknologi secara bersamaan yang memungkinkan sekolah untuk melaksanakan ujian maupun test secara online.
“Kapan awal pelaksanaan CBT di Indonesia?”
CBT (Computer Based Test) pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 saat penyelenggaraan UN (Ujian Nasional) atau dikenal juga sebagai UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) pada jenjang SMP/MTs, SMA/MA dan SMK.
Pada tahun 2014 tidak semua sekolah di Indonesia menggunakan CBT hanya beberapa sekolah saja, dikarenakan tahun 2014 merupakan petama kali diadakan CBT sehingga tidak semua sekolah siap untuk melaksankan CBT dan tidak mempunyai fasilitas yang memadai.
Akan tetapi pada tahun berikutnya yaitu tahun 2016 terjadi peningkatan yang cukup tajam dalam jumlah penyelenggaraan UN menggunakan CBT terutama untuk SMA/MA SMK di Indonesia.
Selain itu di tahun 2016 bukan hanya pelaksanaan UN yang menggunakan CBT tetapi sebagian pelaksanaan SBMPT juga sudah mulai menggunakan CBT. Pada tahun 2020 ini, di Masa Pandemi Virus Corona (Covid-19) merupakan efek yang berdampak pada dunia pendidikan kita, sehingga disarankan untuk sekolah mempunyai sistem online bagi sekolah mereka, selain itu juga harus mempunyai sistem integrasi yang kita sebut dengan Computer Based Test (CBT) ini sendiri.
Maka dari itu, kami MTs Negeri 2 Ogan Komering Ilir Alhamdulilah sudah menerapkan Konsep Computer Based Test (CBT),
Manfaat dan kelebihan inilah yang menjadi alasan mengapa sekolah juga harus menerapkan CBT secepatnya. Apa saja?
1. Menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang tak bisa dicegah. Ujian dengan metode konvensional yang menggunakan kertas sudah berjalan ratusan bahkan ribuan tahun. Kini zaman mulai berubah menuju ke dunia digital. Satu-persatu negara, satu-persatu aspek kehidupan manusia, semuanya akan berganti menjadi sistem digital. Jika tidak secepatnya beradaptasi, maka pendidikan Indonesia akan semakin tertinggal dan terlindas oleh zaman. Mau tak mau, suka tak suka, zaman digital akan segera menjadi pilihan yang wajib dipakai.
2. Menghemat anggaran. Butuh anggaran yang cukup besar untuk melaksanakan ujian dengan metode konvesional, karena sekolah harus mengeluarkan biaya untuk mencetak soal dan lembar jawabannya. Tidak heran jika pada saat-saat tertentu seperti latihan atau ulangan harian, guru hanya mengedarkan lembar jawaban saja, sedangkan soal-soalnya diberikan secara lisan atau tertulis di papan tulis. Namun dengan CBT, anggaran kertas untuk ujian tidak diperlukan lagi. Hanya dengan satu komputer saja, sekolah sudah bisa menggunakannya untuk ujian tanpa batas, bahkan latihan harian sekalipun.
3. Menghemat waktu dan tenaga guru dalam proses persiapan dan sesudah ujian. Guru tidak perlu disibukkan dengan persiapan ujian yang panjang, seperti mencetak dan memperbanyak kertas ujian. Cukup dengan satu kali meng-input soal ke server, seluruh siswa sudah bisa mengikuti ujian. Begitu juga dengan waktu pasca ujian, guru tidak perlu pusing memeriksa hasil ujian yang menumpuk berlembar-lembar. Sistem CBT akan mengakumulasi secara otomatis nilai hasil ujian para siswa berdasarkan kunci jawaban yang telah diinput sebelumnya.
4. Memudahkan siswa saat mengerjakan ujian. Siswa tidak perlu membawa dan meminjam alat tulis, tidak perlu menyilang jawaban dan mencorat-coretnya jika salah. Melalui komputer pada CBT, siswa hanya harus mengklik jawaban yang benar dan mengkliknya lagi (undo click) jika salah. Saat ada gambar soal yang kecil dan tidak terlalu jelas, siswa bisa memperbesarnya dengan meng-klik pilihan “zoom” hingga gambar terlihat cukup jelas.
5. Hasil ujian menjadi lebih cepat dan akurat. Perhitungan nilai otomatis oleh sistem komputer akan meminimalisir kesalahan manusia (human error) dalam pemeriksaan. Sistem komputer akan mencocokkan jawaban siswa dengan kunci jawaban yang telah diinput guru sebelumnya. Hasil nilai pun keluar lebih cepat, tidak butuh waktu berhari-hari. Seketika ujian selesai, hasil nilai muncul secara otomatis dan dapat disimpan secara lebih praktis menjadi arsip guru.
6. Menjaga kelestarian bumi. Berapa banyak pohon yang telah ditebang untuk menyuplai kebutuhan kertas manusia, sementara polusi semakin bertambah? Dengan mengurangi pengunaan kertas, artinya sekolah telah berkontribusi langsung dalam menjaga kelestarian bumi. Mari ciptakan bumi hijau!